Selasa, 27 Mei 2014

KISAH KELUHAN SUAMI TERHADAP ISTRI YANG TIDAK BEKERJA



Seorang suami mengeluh karena merasa capek... capek dan capek.... dan ingin agar isterinya membantu mencari nafkah sebab selama ini menurutnya merasa isterinya "Tidak Bekerja"

Berikut tanya jawab antara seorang suami (J) dan Psikolog (T)..

T : Apakah pekerjaan Pak Bandi?
J : Saya bekerja sebagai akuntan di sebuah Bank.

T : Isteri Bapak ?
J : Dia tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga saja.

T : Tiap-tiap pagi siapa yang menyediakan sarapan?
J : Isteri saya yang menyediakan sebab dia tidak bekerja.

T : Jam berapa isteri bangun untuk sediakan sarapan ??
J : Jam 4 pagi dia bangun karena sebelum membuat sarapan dia beres-beres rumah dulu..

T : Anak-anak Pak Bandi ke sekolah bagaimana??
J : Isteri saya yang mengantar sebab dia tidak bekerja.

T : Selepas mengantar anak-anak, apa yang selanjutnya isteri Bapak lakukan ?
J : Pergi ke pasar, kemudian kembali ke rumah untuk memasak dan membereskan jemuran serta menyetrika. Lepas siang menjemput anak pulang sekolah dan membantu anak belajar pada sore hari.

T : Petang hari selepas Pak Bandi pulang ke rumah, apa yang Bapak lakukan?
J : Beristirahat, karena seharian saya capek bekerja.

T : Lalu apa yang istri bapak lakukan ?
J : Sediakan makanan, melayani anak, menyiapkan makan untuk saya dan membereskan sisa-sisa makanan dan bersih-bersih lalu lanjut menidurkan anak-anak.

RENUNGAN :
Marilah kita cermati bersama, berdasarkan cerita di atas, anda rasa siapa yang lebih banyak bekerja???

Rutinitas seharian istri anda dimulai dari sebelum pagi sehingga lewat malam, itu juga dikatakan TIDAK BEKERJA??!!

Ibu Rumah Tangga memang bukan pekerjaan, tidak memerlukan segulung ijazah, sederet pangkat atau segunung jabatan yang besar, tetapi peranan IBU RUMAH TANGGA sangatlah penting!

Hargailah seorang isteri. Karena bagaimanapun pengorbanannya tidak terkira. Ini merupakan renungan untuk kita semua untuk senantiasa saling memahami dan menghargai peran masing-masing. Karena adanya rasa "SALING MENGHARGAI " maka semua akan bahagia.

Kamis, 22 Mei 2014

KISAH NYATA : PEMUDA KOMA DEMI GAYA RAMBUT



Hati orang tua mana yang tidak hancur melihat anak kesayangannya hanya bisa terbaring koma akibat kecelakaan.

Semoga hal ini tidak terjadi pada anak lain

Dilansir oleh Dailymail.co.uk, pemuda tampan ini bernama Ryan Smith, 16 tahun. Dia tidak mau mendengarkan saran sang ayah untuk memakai helm, alasannya, agar gaya rambutnya tetap keren. Dalam perjalanan, motornya ditabrak sebuah mobil. Akibat kecelakaan parah tersebut, dokter mengatakan bahwa Ryan mengalami kerusakan otak. Sudah lebih dari lima minggu Ryan hanya terbaring di ranjang rumah sakit karena koma.

"Saya tidak ingin hal ini terjadi pada siapapun," ujar ayah Ryan, Mark Smith, 44 tahun. Keluarga Ryan tidak tahu kapan putra mereka akan sadar kembali dan sehat. Semua hanya bisa memasrahkan kehidupan Ryan pada alat-alat kedokteran yang terpasang pada tubuhnya. Semua ini bagai mimpi buruk.

Sulit memberi nasihat pada remaja

"Saya selalu memakai helm, saya selalu mengatakan pada Ryan untuk memakai helm. Tetapi dia sudah 16 tahun, gaya rambutnya sangat dia sukai, dia juga sering mengatakan kecelakaan itu tidak akan terjadi padaku," kenang Mark. "Dia sama seperti para pemuda, berpikir dirinya tidak akan terkalahkan. Tetapi secepat jentikan ajari, kehidupan bisa berubah," lanjutnya

Mark juga mengatakan dirinya sulit memberi nasihat pada anaknya yang sedang memasuki masa remaja. Hal ini tentu sangat menyakitkan, karena putranya adalah kebanggaannya, suka olahraga, cerdas, terkenal di sekolah dan selalu bersemangat. Mark dan istrinya, Julie, 46 tahun berharap agar orang tua lain lebih waspada, terutama perlindungan pada bahaya kecelakaan kendaraan.

Helm dapat melindungi nyawa Anda

Hollie Simpson, sahabat Ryan mengatakan bahwa Ryan adalah anak yang menyenangkan, dia selalu bangga pada rambutnya. Hollie menambahkan bahwa kecelakaan ini adalah pukulan, dan membuat teman-teman sebayanya lebih menyadari pentingnya penggunaan helm saat memakai sepeda motor.

"Ada bukti jelas bahwa memakai helm dapat mengurangi risiko kematian, melindungi tengkorak dan cedera otak," ujar Sally Robinson dari lembaga sosial yang menangani kerusakan otak.

Sementara itu penelitian dari Department for Transport menunjukkan bahwa helm dapat melindungi pemakai dari risiko kematian akibat kecelakaan sebanyak 10 hingga 16 persen.

RENUNGAN :
Semoga kejadian ini bisa jadi masukan para orang tua untuk selalu menjaga keselamatan anak dan remaja dengan memakai helm. Untuk para remaja, nyawa dan keselamatan Anda adalah yang utama, karena Anda adalah kebanggaan keluarga

BELAJAR MEMBIASAKAN DIRI DENGAN BERBUAT NYATA



Suatu hari, seorang pemuka agama dimintai bantuan oleh seorang wanita malang yang tidak punya tempat berteduh.
Karena sangat sibuk, pemuka agama itu berjanji akan mendoakan wanita tersebut.

Beberapa saat kemudian wanita itu menulis puisi seperti ini :

Saya kelaparan ...
dan Anda membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparan saya

Saya tergusur ...
dan Anda ke tempat ibadah untuk berdoa bagi kebebasan saya

Saya ingin bekerja ....
dan Anda sibuk mengharamkan pekerjaan yang Anda anggap tidak pantas, padahal halal dan saya membutuhkannya

Saya sakit ...
dan Anda berlutut bersyukur kepada Tuhan atas kesehatan Anda sendiri

Saya telanjang, tidak punya pakaian ...
dan Anda mempertanyakan dalam hati kesopanan penampilan saya,
bahkan Anda menasehati saya tentang aurat.

Saya kesepian ...
dan Anda meninggalkan saya sendirian untuk berdoa

Anda kelihatan begitu suci, begitu dekat kepada Tuhan
tetapi saya tetap amat lapar, kesepian, dan kedinginan ...

Setelah membaca puisi itu ...
Pemuka agama tadi terharu dan berkata : "kasihan wanita itu" ... lalu sibuk berdoa kembali, dan wanita itu tetap tidak memperoleh tempat berteduh.

RENUNGAN:
Dear all, dalam memberi bantuan, kita sering lebih banyak menyampaikan teori, nasihat, atau perkataan-perkataan manis. Namun, sedikit sekali tindakan nyata yang kita lakukan. Berusahalah untuk membantu orang, mengasihi orang, bukan hanya dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan nyata.

BELAJAR MENERIMA APA ADANYA

Seorang pelajar yang baru saja pulang dari medan perang menelepon orangtuanya di rumah. Orangtuanya begitu senang mendengar bahwa anaknya telah kembali. Mereka segera menyuruh pemuda itu untuk pulang ke rumah. Pemuda itupun sudah tidak sabar lagi rasanya untuk berkumpul kembali dengan keluarganya setelah berbulan bulan lamanya ia harus berada di negara lain untuk berperang.

Pemuda itu menanyakan pada orangtuanya apakah ia boleh membawa sahabatnya untuk tinggal bersama sama mereka. Orangtuanya setuju saja lagipula mereka masih punya satu kamar extra di rumah, satu orang tentunya tidak akan begitu merepotkan. ” tetapi sahabatku itu cacat Ia hanya memiliki satu lengan dan satu kaki saja “. Demikian si pemuda itu memberi penjelasan agar orangtuanya tidak terkejut nantinya.

Mendengar hal itu orangtuanya mengurungkan niatnya. Mereka mencoba memberi penjelasan pada putranya, “Tidakkah sebaiknya kita membawa temanmu itu ke panti perawatan korban perang? Kita akan kerepotan mengurus segala keperluannya nantinya. Sudahlah, sebaiknya kamu segera pulang saja. Kami sudah sangat merindukanmu. Besok pagi kami akan segera menjemputmu. Dimana kamu tinggal sekarang?”. Mendengar jawaban orangtuanya, pemuda itu memberikan hotelnya dan menutup telepon dengan kecewa.

Keesokan harinya orangtua pemuda itu menjemputnya di Hotel dan menemukan kabar bahwa pemuda itu telah bunuh diri dengan cara menjatuhkan dirinya lewat jendela. Setelah melihat mayat putranya,betapa hancur hati mereka mengetahui bahwa ternyata putranya itu hanya memiliki satu Lengan dan satu kaki.
RENUNGAN:
Seringkali kita lupa bahwa mengasihi adalah menerima diri orang lain SEUTUHNYA tanpa syarat.
Mengasihi suami bukanlah hanya pada saat dirinya begitu gagah dan mapan dengan pekerjaan yang menjanjikan.
Mengasihi isteri adalah menerima dirinya apa adanya dengan kondisi fisik seperti apapun.
Mengasihi anak adalah bisa memuji dan memberinya semangat sekalipun kemampuannya jauh di bawah rata rata anak seumurannya.
Mengasihi Orangtua adalah bangga memiliki mereka sekalipun mereka bukan orangtua yang sempurna.

MENGASIHI ADALAH MENERIMA ORANG LAIN APA ADANYA

Rabu, 21 Mei 2014

KISAH ANTENNA TV YANG BERKARAT


Malam itu, acara menonton televisi dirumah kami agak terganggu. Ribuan semut memenuhi layar televisi kami. Belum lagi bunyi kresek-kresek tak jelas mengganggu telinga. Padahal dua hari yang lalu, setidaknya 80% dari gambarnya masih dapat kami nikmati. Program hiburan favorit yang telah ditunggu-tunggu menjadi sama sekali tidak menghibur. Malam yang seharusnya indahpun, perlahan tapi pasti jadi menjengkelkan.

Jelas bukan salah stasiun televisi. Mereka tentu tetap memancarkan sinyalnya sedemikian rupa. Apalagi tawa riuh tetangga memberitahu kami bahwa televisi mereka baik-baik saja. Kesalahan bukan terletak pada stasiun televisi, bukan juga pada pemancarnya, apalagi pada televisi diruang keluarga, kesalahan ada pada antena televisi kami.

Entah apa penyebabnya antena kami lebih cepat berkarat dari yang seharusnya. “Begini nih kalau beli antena China !”, timpal salah satu dari antara kami menyalahkan. Aku sendiripun tidak mengingat dengan pasti, apakah benar antena yang kami beli memang import dari China. Ucapan itu lebih dari sekedar mencari kambing hitam untuk menyalurkan kekesalan. Lagu lama manusia : mau benar atau salah, yang penting buang sampah !

Namun jika dipikir-pikir, betapa hidup kita seringkali sangat mirip dengan Si Antena Berkarat itu. Cukup banyak penderitaan, pergumulan dan masalah yang timbul hanya karena salah memutuskan. Kita mengira TUHAN diam jauh disana tak peduli, padahal diri-diri kitalah yang harusnya berbenah diri. Ribuan kali bertanya dan mengeluh lewat doa. Kita kira Ia, Sang Pemberi Petunjuk diam seribu bahasa, padahal telinga inilah yang tak mampu mendengar akan suara Surga.

Dunia membutakan mata hati kita, hingga tak mampu melihat kebaikan Nya. Lalu hidup terasa kian sulit. Kehidupan yang seharusnya indah, malah berbalik menghajar kita hingga lebih dari sekedar babak belur. Berputar-putar kelelahan. Compang-camping mengenaskan.

Jelas itu bukan takdir kita. Kita adalah kalifah, pemimpin. Rahmat bagi semesta alam. Bahkan lebih dari itu semua : biji mata TUHAN. Lalu mengapa ini semua terjadi ? Pasti ada sesuatu yang salah !!

Padahal, TUHAN yang Maha Kasih itu dapat dipastikan tetap setia. Tidak hanya menunggu, namun dengan segala inisiatif yang proaktif. Pasti tak terhitung jumlahnya, Ia sudah dan selalu berusaha mengarahkan kita menuju kehidupan yang ‘penuh’ dengan segala kebaikan dan rahmat.

Ternyata memang sesuatu harus dilakukan. Sesuatu yang memang merupakan porsi kita. Dan sesuatu itu adalah : membersihkan diri dari segala karat. Sehingga kita tidak salah pilih, tersesat kemudian menderita, bukan karena tidak dikasihi, bukan karena ditinggalkan, namun hanya karena berkarat.

Mungkin itu adalah satu-satunya cara untuk merasakan kehadiran-Nya. Secara penuh mengalami kebaikan hidup. Dan yang paling penting, membuat kasih TUHAN yang mesra, memeluk kita lalu mengalir bebas, menyelesaikan segala perkara. Sehingga kita dapat menikmati surga di bumi dan surga di surga nanti

KISAH TUAN OENG DENGAN SEORANG GADIS KECIL

Dari dalam toko mainannya, seorang pria tua yang biasa dipanggil Tuan Oeng oleh para pelanggannya menatapLAH seorang gadis berseragam putih-merah yang sedang terpaku di depan kaca etalase toko. Sudah dua minggu ini di waktu yang sama, yaitu pukul 13.15, gadis itu selalu berdiri di depan etalase toko.
”Bisa aku bantu?” tegur Tuan Oeng tersenyum ramah.
GADIS itu menoleh ke arah Tuan Oeng kemudian mengetuk kaca etalase.
”Berapa harga Lily?” tanya gadis itu kemudian.
Tuan Oeng menoleh ke arah etalase dan menemukan sebuah boneka bergaun ungu yang ditunjuk oleh gadis berkepang dua itu.
”Lima puluh ribu rupiah,” jawabnya singkat.

”Mahal, ya...,” ujar gadis itu terdengar seperti menggumam. Ia kemudian melangkah meninggalkan toko dan pemiliknya.

Keesokannya, Tuan Oeng kembali menemukan gadis kecil itu terpana di depan etalase. Matanya bergeming dari Lily yang telah dipajang sejak dua minggu lalu. Kali ini Tuan Oeng tak menegur. Ia membiarkan saja gadis itu menatap Lily sampai puas.

SAMPAI di suatu Minggu, Tuan Oeng melihat gadis itu datang bersama seorang anak laki-laki yang lebih kecil. Keduanya mengendarai sepeda dan memarkir sepeda tepat di depan etalase toko. Terlihat raut gembira di wajah gadis itu.

”Selamat datang. Ada yang bisa dibantu, Nak?” sambut Tuan Oeng.
Kedua bocah itu adalah pembeli pertama di hari itu.
”Saya ingin membeli Lily,” ujar gadis itu mantap.
Tuan Oeng tersenyum. ”Apakah kau meminta orangtuamu untuk membelikannya?”
tanyanya.

Gadis itu menggeleng. ”Tidak, Pak. Saya memecahkan celengan yang sudah saya isi sejak setahun.”
Tuan Oeng terpana memandang gadis kecil yang mulai berceloteh bangga itu.

”Walaupun hanya memiliki empat puluh ribu dari uang celengan saya, Ayah memberi uang dua puluh ribu untuk menutupi kekurangannya.”

Tuan Oeng mengangguk mengerti. ”Berarti kau sudah tak punya tabungan lagi, ya?”

Gadis itu mengangguk. ”Kali ini iya, tetapi mulai besok saya akan makin rajin menyisihkan uang jajan. Itu sebabnya Ayah melebihkan sepuluh ribu agar saya dapat membeli celengan baru.”

Tuang Oeng mengacungkan kedua jempolnya tanda bangga. ”Hebat!” ujarnya.SESAAT kemudian transaksi berlangsung. Gadis itu menulis nama dan alamatnya. Kemudian ia membayar Lily dengan satu lembar uang lima puluh ribu.

”Bisakah Bapak membungkus Lily dengan rapi?” pinta gadis itu.
”Tentu. Untuk gadis kecil yang rajin menabung, Bapak akan bungkus dengan kotak cantik berwarna ungu.”

Ketika sedang membungkus Lily, Tuan Oeng memerhatikan kedua bocah tadi berada di depan rak mainan tentara.
”Aku akan menabung seperti Kakak agar bisa membeli paket mainan tentara ini,” ujar bocah lelaki itu kepada kakak perempuannya.



”Kamu suka, ya?” tanya gadis kecil itu kepada adiknya.
”Iya. Hampir semua teman-temanku memilikinya. Namun, mana mungkin Ayah membelikannya untukku,” nada bocah lelaki itu terdengar kecewa.



”Ayah, kan, pernah bilang kepada, kita jika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha sendiri. Namun, jika kita membutuhkan sesuatu, Ayah dan Ibu akan membelikannya.”

BOCAH lelaki itu mengangguk. ”Aku akan berusaha keras seperti Kakak! Aku akan menabung.”
”Sebaiknya kau menabung dengan cepat,” timpal satu anak buah Tuan Oeng, masuk ke dalam percakapan.

”Paket mainan tentara itu edisi terbatas dan tidak diproduksi lagi. Di toko ini bahkan hanya tinggal dua paket.”

Raut wajah bocah lelaki itu berubah kecewa. ”Benarkah? Ya....”
Gadis kecil itu menepuk pundak adiknya. Ia tidak bisa berkata apa-apa.

BEBERAPA saat kemudian kedua bocah itu sudah melangkah ke luar toko. Namun, beberapa menit kemudian, gadis itu datang kembali ke toko sendirian. Ia membawa sebuah kotak berwarna ungu.

”Maaf, Pak. Bolehkan saya menukar Lily dengan satu paket tentara edisi terbatas itu?” ujar gadis itu.

Tuan Oeng terkejut dan terbengong sejenak. ”Kenapa kau mau menukarnya?”

Gadis itu menggeleng. ”Saya tidak tahu kenapa saya sedih setelah mendapatkannya. Mungkin karena saya takut adik saya tidak bisa mendapatkan apa yang ia mau. Sepertinya ia masih terlalu kecil untuk menabung cepat.”

Tuan Oeng tersenyum. Ia merasa gadis di depannya sudah dewasa. Padahal, gadis kecil itu dan adiknya sama-sama masih kecil. Transaksi penukaran berlangsung. Harga miniatur tentara itu lebih murah sepuluh ribu rupiah daripada harga Lily.

KETIKA gadis itu keluar dari toko, Tuang Oeng sibuk menulis sesuatu di atas kartu. Selesai menulis, ia memanggil salah satu anak buahnya dan berkata,”Kirimkan kotak ungu ini ke alamat gadis kecil tadi. Ini alamat dan nomor
teleponnya.”

Anak buah Tuan Oeng sekilas membaca isi kartu ucapan yang ditulis Tuan Oeng.
Tulisannya berbunyi:

”Untuk seorang kakak yang murah hati dan rajin menabung. Tertanda Tuan Oeng,
dari toko Hati.”

RENUNGAN :
Jika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha sendiri semua itu berasal dari diri kita sendiri..seperti kita mencari pekerjaan atau mencari jodoh bila kita tidak berusaha mana mungkin bisa mendapatkannya dengan gratis..

KISAH DARI SEBUAH KEBIASAAN

Disuatu sore Ayah mengajak anak remajanya yang agak nakal dan mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk untuk berjalan-jalan dihutan sekitar perkebunan mereka. "Engkau melihat pohon itu? Cobalah engkau mencabutnya," kata sang Ayah sambil menunujuk pada salah satu pohon kecil dipinggir hutan.

Dengan segera anak remaja itu berlari dengan satu tangan saja mencabut pohon kecil itu. Mereka terus berjalan dan kali ini sang ayah menunjuk sebuah sebuah pohon yang sudah agak besar . "Sekarang coba cabut pohon itu. Dengan segera pula si anak remaja mencabut pohon itu, tetapi kali ini tidak dengan satu tangan. Ia harus mencabutnya dengan kedua tangannya.

Setelah berjalan beberapa langkah lagi sang Ayah menunjuk sebuah pohon cemara yang cukup besar. "Sekarang Ayah mau engkau mencabut pohon itu." Dengan kaget anak remaja itu menjawab, "Yang benar saja Ayah, itu kan besar dengan seluruh kekuatanku pun aku tak dapat mencabutnya. Pohon itu hanya dapat ditebang dengan Buldozer.”

"Benar katamu," jawab sang Ayah. Mereka kemudian duduk berdua dipinggir Hutan. "Sekarang dengar," kata sang Ayah memulai pelajarannya. Sesuatu yang belum terlalu lama dibiarkan, masih bisa dihilangkan dengan mudah. Seperti ketika engkau mencabut pohon kecil tadi dengan satu tanganmu. Tetapi kebiasaan yang sudah agak lama dibiarkan, masih bisa dihilangkan tetapi dengan usaha dan kerja keras, seperti ketika engkau mencabut pohon kedua dengan kedua tanganmu.

Sedangkan kebiasaan yang sudah mendarah daging karena sudah dibiasakan dan dipelihara, akan sangat sulit menghilangkannya kecuali dengan tekad kita yang bulat.
RENUNGAN :
Maka belajarlah segera membuang hal-hal yang tidak berkenan bagi kita dan jangan membiasakan dirimu melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik.

KISAH PEMBUAT PERAHU KAYU (KISAH PAPAN DAN RAYAP)

Dikisahkan dua orang laki-laki bekerja keras membuat sebuah perahu. Ketika sedang sibuk bekerja mereka berdua menemukan rayap disebuah papan. Salah seorang dari mereka kemudian ingin membuang papan itu tapi temannya melarang. Dia berkata, ”kenapa papan ini dibuang? Kan sayang. Lagipula tidak ada masalah. Cuma kena rayap sedikit saja.”
Karena tidak ingin mengecewakan temannya, papan yang ada rayapnya pun digunakan untuk membuat perahu. Selang beberapa hari, perahu pun selesai dan sudah bisa digunakan untuk melayari lautan.



Tapi beberapa tahun kemudian, rayap-rayap itu ternyata bertelur dan menetas. Rayap-rayap itu kemudian menggerogoti kayu kapal. Bahkan rayap-rayap itu menyebar kemana-mana hingga memakan kayu yang ada di lambung kapal.






Kapal terus digunakan dan tak seorang pun sadar hingga akhirnya, kayu-kayu perahu itu pun mulai keropos. Dan, ketika dihantam oleh ombak besar, air berhasil menembus masuk dari celah-celah dan lubang-lubang kayu.

Karena hujan juga sering turun dengan deras, para awak perahu tidak mampu lagi menguras air yang masuk ke dalam perahu sehingga akhirnya perahu itu karam. Di dalamnya terdapat barang-barang berharga dan nyawa manusia.

RENUNGAN :
Kalau saja kita sadar bahwa malapetaka besar ini sebenarnya berasal dari hal yang remeh dan tidak berharga seperti papan yang sudah kena rayap. Kalau saja ketika membuat perahu dahulu papan itu dibuang, tentu saja malapetaka ini bisa dicegah.

Dan, begitulah kalau pada kenyataannya kita sering tidak sadar kalau perbuatan-perbuatan kesalahan kecil dan remeh yang kita lakukan kadang-kadang justru malah menimbulkan malapetaka besar.

Selasa, 20 Mei 2014

ABOUT KOREA

Hi everyone
This time I will share a post about tourist destinations in korea , Hope You Like It ^^




1. NAMI ISLAND

Fans of Winter Sonata, shall come to Nami Island. The island is located in the area of ​​Chuncheon, Gangwon-do. If you do not want to hard to reach this island there is a bus tour that departs from Insadong, Seoul, at 09.30 and return at 16.00. PP bus ticket price 15 thousand won or about USD 120 ribu. Entry into the island, visitors have to pay a ticket for 10 thousand Won. But for foreign tourists get discounts to 8 thousand won or about USD 64 thousand.


 
Summer 


Winter 
  On this island, you can see directly where only Choi Ji-woo and Bae Yong Joon, the two main actors Winter Sonata, making love to each other. For example, the forest where they walk around. The scenery in this place is really romantic.










Autumn      



















 2. JEJU ISLAND

Jeju Island is a large island in Korea and located south of the Korean Peninsula.
Jeju Island is also famous as its Bali Indonesia, there are many amazing tourist attractions in Jeju Island. This island is one of the filming locations Korean drama "Boys Over Flowers".

Seongsan Ilchulbong atau Puncak Matahari Terbit
still around Seongsan Ilchulbong , this is where the location filming the Korean drama "Boys Over Flowers" (remember the scene when Kimbum and Kim So Eun played here?

here's the amazing, spectacular, wonderful..... ^^ take me there :)


Moksokwon (Taman Batu dan Kayu)

old trees that have died (this is not a stone, but a tree. trust me!)


Yeomiji Botanical Gardens (the largest botanical garden in Asia (12,210 ). Collecting various types of tropical orchids, equipped with an observatory, and ecology institute.


Yeomiji Garden. Here is one shooting location of Korean dramas. but I forgot what the Korean drama *LOL. maybe no one knows? just comment :)
  

Cheonjiyeon Waterfall. located west of the city of Seogwipo, Jeju South. Consists of three levels.

ilution waterfall. (liat deh air mancur nya kaya bayangan)



 KAPAAAANNNNNN BISA KESINIIIIIIII * Hikssssss *

Minggu, 18 Mei 2014

KISAH ISTRI YANG TERPAKSA DAN TIDAK PERNAH BERSYUKUR TERHADAP SUAMINYA

Dikisahkan tentang pernikahan dan kisah ini dimulai dengan ratapan seorang istri dan ucapannya saktinya adalah aku membencinya. Itulah sumpah serapah yang selalu ia bisikkan dalam hatinya hampir sepanjang kebersamaan dengan suami "tercinta”. Meskipun telah resmi menikah, sang istri tak pernah benar-benar mau menyerahkan hatinya pada suaminya kecuali fisik semata. Menikah karena keterpaksaan orangtua, hanya membuat sang istri membenci suaminya sendiri dalam hidup dan pernikahannya.

Walaupun menikah dengan keterpaksaan, sang istri tak pernah menunjukkan sikap benci pada suaminya, semua terbungkus kepalsuan dan kepura-puraan. Meskipun membencinya, setiap hari Sang Istri tetap melayaninya sebagaimana tugas istri. Sang Istri merasa terpaksa melakukan semuanya karena ia tak punya pilihan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi sang istri tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuanya dari Sang Istri pun sangat menyayangi sang mantu pria karena menurut mereka, sang mantu pria tersebut adalah sosok suami sempurna untuk putri mereka yang satu-satunya.

Ketika menikah, sang istri menjadi istri yang teramat manja. Ia melakukan segala hal sesuka hatinya. Suaminya ternyata juga memanjakannya sedemikian rupa. Sang istri tak pernah benar-benar menjalani tugasnya sebagai seorang istri. Sang istri selalu bergantung pada suaminya karena sang istri menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang suaminya lakukan padanya. Sang istri merasa telah menyerahkan hidupnya pada suaminya sehingga sudah tugas suaminyalah membuatnya bahagia dengan menuruti semua keinginannya.

Di rumah, akulah ratunya, demikian kata sang istri. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, sang istri selalu menyalahkan suaminya. Sang istri tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, sang istri sebal melihat suaminya meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, sang istri benci ketika suaminya memakai komputernya meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Sang istri marah kalau suaminya menggantung bajunya di kapstock baju Sang Istri, Sang Istri juga marah kalau Sang Suami memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, Sang Istri marah kalau Sang Suami menghubunginya hingga berkali-kali ketika ia sedang bersenang-senang dengan teman-temannya. Marah melulu...

Tadinya ia (Sang Istri) memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi ia tak mau mengurus anak. Awalnya Sang Suami mendukung dan ia-pun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya Dia (Sang Suami) menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari Sang Istri lupa minum pil KB dan meskipun Dia tahu Dia membiarkannya. Sang Istri pun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahan Sang Istri terbesar pada Suaminya. Kemarahan semakin bertambah dan menjadi-jadi ketika ternyata Sang Istri mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Sang Istri memaksanya melakukan tindakan sterilisasi agar tidak hamil lagi. Dengan patuh Sang Suami melakukan semua keinginan Sang Istri karena Sang Istri mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu dengan cepat hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, Sang Istri bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menunggunya di meja makan. Seperti biasa, Sang suami lah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, Sang Suami mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibunda Mertua. Sang Istri hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu Sang istri lebih memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibundanya. Yaah, sekali lagi karena merasa terjebak dan tersesat dengan perkawinannya, Sang Istri juga membenci kedua orangtuanya.

Sebelum ke kantor, biasanya Sang Suami mencium pipi Sang Istri saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, Dia juga memeluk Sang Istri sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan suara berisik. Sang Istri berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Sang Suami kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, Sang Istri pun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobinya. Sang Istri tiba di salon langganannya beberapa saat kemudian. Di salon Sang Istri bertemu salah satu temannya sekaligus orang yang tidak disukainya. Mereka mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan mereka. Tiba waktunya Sang Istri harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya Sang Istri ketika menyadari bahwa dompetnya tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasnya hingga bagian terdalam ia tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetnya tak bisa ia temukan, segera saja Sang Istri menelepon suaminya dan bertanya.

"Maaf sayang, kemarin anak kita meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku." Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan penuh emosi, Sang Istri mengomelinya dengan kasar. Ditutup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphonenya kembali berbunyi dan meski masih kesal, Sang Istri pun mengangkatnya dengan setengah membentak. "Apalagi??"

"Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?" tanya suaminya cepat , kuatir Sang Istri menutup telepon kembali. Sang Istri menyebut nama salonnya dan tanpa menunggu jawabannya lagi, Sang Istri kembali menutup telepon. Sang Istri berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiknya akan datang membayarkan tagihannya. Si empunya Salon yang sahabat Sang Istri sebenarnya sudah membolehkan Sang Istri pergi dan mengatakan ia bisa membayarnya nanti kalau ia kembali lagi. Tapi rasa malu karena "musuh"nya juga ikut mendengar Sang Istri ketinggalan dompet membuatnya gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika Sang Istri melihat keluar dan berharap mobil suaminya segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, Sang Istri semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suaminya. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali ditelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering telepon Sang Istri sudah diangkatnya. Sang Istri mulai merasa tidak enak dan marahnya kambuh.

Telepon Sang Istri baru diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakan Sang Istri belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suaminya. Sang Istri terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, "selamat sore, ibu. Apakah ibu istri dari bapak Gunawan (Bukan nama sebenarnya)?" dijawab pertanyaan itu segera dengan kata Benar. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suami ibu telah mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu Sang Istri hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, Sang Istri berjongkok dengan bingung. Tangannya menggenggam erat handphone yang dipegangnya dan beberapa pegawai salon mendekatinya dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahnya menjadi pucat-pasi seputih kertas polos.

Entah bagaimana akhirnya Sang Istri, akhirnya sampai di rumah sakit. Entah bagaimana pula tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusul dan berkumpul. Sang Istri yang hanya diam seribu bahasa menunggu suaminya di depan ruang gawat darurat. Sang Istri tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah (Sang Suami) yang melakukan segalanya untuk istrinya. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita duka itu. Suami Ibu telah tiada. Dia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, Sang Istri malah sibuk menguatkan kedua orangtuanya dan orangtua Sang Suami yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mata Sang Istri. Sang Istri hanya sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuanya. Anak-anak yang terpukul memeluk ibunya dengan erat tetapi kesedihan mendalam mereka sama sekali tak mampu membuat Sang Istri menangis.

Ketika jenazah dibawa pulang ke rumah dan Sang Istri duduk di hadapannya, Sang Istri hanya termangu menatap wajah itu. Disadari baru kali inilah Sang Istri benar-benar menatap wajah suaminya yang tampak tertidur pulas. Sang Istri mendekati wajahnya dan memandanginya dengan seksama. Saat itulah dada Sang Istri menjadi sesak teringat apa yang telah Sang Suami berikan padanya selama sepuluh tahun kebersamaan dalam pernikahaan tersebut. Sang Istri menyentuh perlahan wajah mendiang sang Suaminya yang telah dingin dan Sang istri baru menyadari inilah kali pertama kali Sang Istri menyentuh wajah suaminya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimata Sang Istri, mengaburkan pandangannya. Sang Istri terkesiap berusaha mengusap airmatanya agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirnya pada suaminya, Sang Istri ingin mengingat semua bagian wajah suaminya agar kenangan manis tentang suaminya tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmata Sang Istri semakin deras membanjiri kedua pipinya. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuat Sang Istri berhenti menangis. Sang Istri berusaha menahannya, tapi dadanya sesak mengingat apa yang telah diperbuat pada suaminya terakhir kali saat berbicara di salon.

Sang teringat betapa ia tak pernah memperhatikan kesehatan suaminya. Sang istri hampir tak pernah mengatur makan suaminya. Padahal suaminya selalu mengatur apa yang dimakan Sang istri. Sang Suami selalu memperhatikan vitamin dan obat yang harus dikonsumsi Sang Istri terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Sang Suami tak pernah absen mengingatkan Sang Istri makan yang teratur, bahkan terkadang menyuapi Sang Istri kalau Sang Istri sedang malas makan. Sang istri tak pernah tahu apa yang suaminya makan karena Sang Istri tak pernah bertanya. Bahkan Sang Istri tak tahu apa yang Sang Suami sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suaminya adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dada Sang Istri sesak mendengarnya, karena Sang Istri tahu Sang Suami mungkin terpaksa makan mie instant karena Sang Istri hampir tak pernah memasak untuknya. Sang Istri hanya memasak untuk anak-anak dan dirinya sendiri. Sang Istri tak perduli dengan Sang Suami sudah makan atau belum ketika pulang kerja dan sampai di rumah. Sang Suami bisa makan masakan Sang Istri hanya kalau ada yang bersisa. Sang Suamipun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Sang Istri tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya hanya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temannya.

Saat pemakaman, Sang Istri tak mampu menahan diri lagi. Sang Istri pingsan ketika melihat tubuh suaminya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Sang Istri tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarnya. Sang Istri terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadanya. Keluarga besarnya membujuknya dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa ia (Sang Istri) begitu terluka dengan kehilangan suaminya.

Hari-hari yang dijalani Sang Istri setelah kepergian suaminya, ternyata bukanlah kebebasan seperti yang selama ini diinginkan tetapi malah membuatnya jadi terjebak sekaligus tersesat di dalam keinginan untuk bersama suaminya. Di hari-hari awal kepergian suaminya, Sang Istri duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuanya membujuknya makan. Tetapi yang diingat hanyalah saat suaminya membujuknya makan kalau ia sedang mengambek dulu. Ketika ia (Sang Istri) lupa membawa handuk saat mandi, ia berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibunya yang datang, Sang Istri berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap suaminya yang datang. Kebiasaann Sang Istri yang menelepon suaminya setiap kali Sang Istri tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerja suaminya kebingungan menjawab telepon Sang Istri. Setiap malam Sang Istri menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi ia terbangun dengan sosok suaminya di sebelahnya.

Dulu Sang Istri begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkuran suaminya, tapi sekarang Sang Istri bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu Sang Istri kesal karena Sang Suami sering berantakan di kamar tidur mereka, tetapi kini Sang Istri merasa kamar tidurnya terasa kosong dan hampa. Dulu Sang Istri begitu kesal jika Dia (Sang Suami) melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptop Sang Istri tanpa me-log out, sekarang Sang Istri memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jari suaminya masih tertinggal di sana. Dulu Sang Istri paling tidak suka saat sang Suami membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau dihapus sang Istri. Remote televisi yang biasa disembunyikan Sang istri, sekarang dengan mudah ditemukan meski Sang istri berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu dilakukan Sang Istri karena Sang Istri baru menyadari bahwa Sang Suami begitu mencintainya dan Sang Istri sudah terkena panah cinta dari suaminya.

Sang Istri juga marah pada dirinya sendiri, ia marah ketika melihat semua kelihatan normal meskipun Sang Suami sudah tidak ada. Sang Istri marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatnya rindu. Sang Istri marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalannya. Sang Istri marah karena tak ada lagi yang membujuknya agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkannya sembahyang meskipun kini dilakukan Sang Istri dengan ikhlas. Sang Istri sembahyang karena Sang Istri ingin memohon maaf pada suami “Tercinta”, memohon maaf pada “Gusti Allah” karena telah menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padanya, memohon ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sembahyanglah yang mampu menebus dukanya sedikit demi sedikit. Cinta “Gusti Allah” pada Sang Istri ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untuknya dan anak-anak. Teman-teman Sang Istri yang selama ini dibela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian Sang Suami yang selama-lamanya.

Empat puluh hari setelah kematian Sang Suami, keluarga mengingatkannya untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menunggunya dan harus dihidupi. Kembali rasa bingung merasuki Sang Istri. Selama ini Sang Istri hanya tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suaminya. Berapa besar pendapatannya selama ini Sang Istri tak pernah peduli, yang dipedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningnya untuk dipakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, Sang Istri memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya Sang Istri terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gaji suaminya ditransfer ke rekening Istri Tercinta selama ini. Padahal Sang Istri tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana Sang Suami memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena Sang Istri tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang ia (Sang Istri) tahu sekarang ia harus bekerja atau anak-anaknya takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonus suaminya takkan cukup untuk menghidupi mereka bertiga. Tapi bekerja di mana? Ia hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh suaminya.

Kebingungannya terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahnya datang bersama seorang notaris. Mereka membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya pada Istri dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuat Sang Istri tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untuk Istri Tercinta.

Istriku Liliana (Nama Samaran) tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Gusti Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu Bahagia dan waktu tidak terbuang percuma. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga “Gusti Allah” memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk anakku, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan putraku, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan adikmu. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke Papa!

Sang Istri terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suaminya kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suaminya memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suaminya membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Sang Istri hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada mereka, sehingga ketika ajal menjemputnya Dia (Sang Suami) tetap membanjiri mereka dengan cintanya yang tulus.

Sejak itu Sang Istri tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosok suaminya yang masih begitu hidup di dalam hatinya. Hari demi hari hanya diabdikan untuk anak-anaknya dan menebus segala salah dan dosa pada suaminya. Ketika orangtuanya dan mertuanya pergi satu persatu meninggalkannya selama-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan yang begitu dalam seperti saat kesedihannya ditinggal suami Tercinta selamanya.

Kini kedua putra-putri nya berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putri nya akan menikahi seorang pemuda dari kota lain. Putri nya bertanya, "Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?"

Aku merangkulnya sambil berkata "Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima keterbatasannya (Bukan kekurangan atau kelemahannya), akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta."

Putri nya menatap ibundanya, "seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?"

Ibunda menggeleng, "bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua."

Sang Istri mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cinta kasihnya pada suaminya. Sang Istri bukan hanya telah menghabiskan sepuluh tahun untuk membenci suaminya, tetapi menghabiskan sepanjang sisa hidupnya untuk selalu mencintai suaminya. Sang Istri bebas dari suaminya karena kematian, tapi Sang Istri tak akan pernah bisa bebas dari cinta suaminya yang begitu tulus.

RENUNGAN:
Idealnya "Pria ingin menjadi cinta pertama seorang wanita. Wanita ingin menjadi cinta terakhir seorang pria." Betul, atau Benar?! Dan air mata adalah satu-satunyanya (kalau bukan salah satunya) cara bagaimana mata berbicara ketika bibir sudah tidak mampu lagi untuk menjelaskan apa yang telah membuat perasaan diri terluka. Akhir kata...

Sepi bukan berati hilang.
Diam bukan berati lupa.
Jauh bukan berati putus.

Suami atau Istri masing-masing punya 2 mata yang tidak selalu melihat..., punya 2 tangan yang tidak selalu bisa menyentuh..., punya 2 kaki yang tidak selamanya bisa berjalan bersama..., namun Suami atau Istri punya 1 Hati yang selalu mengerti dan memberi... Cintanya dengan ikhlas

KISAH SI BOS BERAS



Ada kisah dari sebuah desa di Propinsi Anhui, Tiongkok. Seorang bayi yg belum lama lahir, kedua orang tuanya mendadak meninggal. Oleh sebab itu, ia tumbuh dewasa di lingkungan yg serba sulit dan rumit, apalagi masih memikirkan tentang sekolah, sungguh tidak mungkin. Jadi, ia tidak mengenal tulisan sama sekali, bahkan tidak ada yg peduli akan marga dan namanya.

Ia setiap hari bekerja keras demi sesuap nasi. Ia berkata kepada majikannya,”Asalkan aku mendapatkan beras, aku sudah puas!” karena hal inilah, mereka memberikannya nama panggilan sebagai “Bos Beras.”

Waktu berjalan dengan cepat. Dari masa remajanya menginjak usia setengah baya sampai mempunyai anak, tetap saja setiap hari mencari nafkah untuk memenuhi makan sehari-hari keluarganya. Rumahnya berada di tepi gunung, maka ia sering pergi membelah kayu bakar untuk dijual. Inilah cara nya mendapatkan beras dari hasil penjualannya.

Bos Beras ini sangatlah jujur dan sama sekali tidak mengerti yang namanya menawar. Kayu bakar yang ia dapatkan sangatlah kering dengan kualitas yg baik. Karena itu, banyak sekali orang yang ingin membeli kayu bakarnya.

Suatu hari, setelah ia pergi membelah kayu bakarnya dan hendak ke kota untuk menjualnya, tiba-tiba di perjalanan ia bertemu dengan orang kaya yang sangat kikir. Ia tahu kayu bakar yg dijual Bos Beras itu bagus dan kering, sehingga di pertengahan jalan, ia menghentikan langkah Bos Beras dan berkata, “Aku ingin membeli kayu bakarmu.”

Bos Beras senang sekali, tetapi orang kaya yg tamak itu Berkata,
”Tunggu sebentar! Mari kita kompromi dulu, berapa harga sepikul kayu bakar ini!”

“Harga sepikul kayu bakar ini biasanya pembeli memberiku 300 sen.”

“Rumahku dekat sekali. Kamu juga tidak perlu berjalan begitu jauh dan tidak perlu memboroskan tenagamu ke kota. Jadi, saya rasa kamu jual padaku 100 sen saja.”

Bos Beras mencoba menghitung menggunakan jari tangannya. Perbedaan 3 dengan 1 sangatlah jauh. Begini sama sekali tidak cukup untuk membeli beras.

Lalu orang kaya itu berkata lagi.” Kalau begitu 200 sen saja!”

Bos Beras tetap menghitung dan merasa tidak cukup untuk membeli beras, kemudian memberikan jawaban,”Saya tidak jadi jual. Lebih baik saya berjalan lebih jauh sedikit.”

“Sudahlah, jangan berjalan begitu jauh. Jual saja kepadaku 250 sen,” lanjut orang kaya itu.

Bos Beras berpikir keras. Jika saya tetap bertahan, bukankah telah memboroskan waktuku saja.

Kemudian ia menjawab,”baiklah!baiklah! Jual ke kamu saja.”
Melihat kejujuran Bos Beras, orang kaya itu memintanya memikul kayu bakar ke rumah.

Setelah selesai menimbun semua kayu bakar itu, orang kaya itu bertanya,” Siapakah sebenarnya namamu!”

“Aku tidak mempunyai nama,” jawabnya dengan polos.

Karena orang kaya yang kikir itu tidak berhasil mendapatkan harga yg ia inginkan, ia merasa kesal dan berkata,

” Kamu tidak memiliki nama sungguh sangat aneh. Bagaimana jika saya yg memberikanmu nama?”

“Bagus sekali,”jawab Bos beras.”Hidup setua ini, akhirnya ada orang yg mau membantuku memberikan nama. Sungguh saya ingin berterima kasih padamu.”

“Kalau begitu, saya berikan nama”Tinja padamu.”

“Kedengarannya bagus sekali. Sebelumnya orang lain selalu memanggilku Bos Beras, sekarang menjadi Tinja. Bagus sekali.”

Orang kaya yang kikir itu sengaja bertanya kembali,”Tinja, kamu ada berapa Ayahanda?”

“Apa itu Ayahanda?” Tanya Bos Besar.

Si kaya menghinanya karena tidak mengenal tulisan, sehingga sengaja mempermainkannya dengan menjawab, ”Ayahanda adalah anakmu.”

Ia akhirnya sadar dan menjawab, ”Oh, rupanya Ayahanda adalah anakku. Coba saya hitung dulu. Saya memiliki 10 Ayahanda.”

Bos Beras ialah orang yang bersemangat.

Oleh karena itu, ia kembali bertanya,”Kalau begitu berapa banyak Ayahandamu?”

Mendengar hal ini, raut wajah si kaya mulai berubah dan menjawab,” Aneh, mengapa kamu bertanya berapa banyak Ayahandaku! Ayahandaku telah meninggal!”

“Oh, kasihan sekali! Semua Ayahandamu telah meninggal. Saya memiliki begitu banyak putra, bagaimana jika saya memberikan kepadamu 1 atau 2 orang untuk dijadikan Ayahandamu?”

“Kurang ajar. Berani sekali kamu memberikan anakmu untuk dijadikan Ayahandaku?” jawab si kaya dengan marah.

Melihat kemarahan si kaya, ia merasa aneh dan berkata, “Anda membeli kayu bakarku dan juga memberikanku nama. Sementara saya berniat baik memberikan anakku untuk dijadikan Ayahandamu. Lalu Anda begitu emosi? Melihat Anda seperti ini, sepertinya ingin sekali ‘memakan ‘ tinja saya ini saja.”

Apa itu Tinja? Tinja adalah “kotoran”. Orang kaya itu marah dan kesal hingga mengambil tongkat ingin memukulnya. Bos Beras itu merasa aneh dan berpikir.”Ada apa dengan orang ini? Mengapa marah besar seperti ini tanpa sebab? Tanpa pikir panjang, ia tidak menghiraukannya dan mengambil tongkat pemikul pulang ke rumah dengan bebasnya.

RENUNGAN:
Orang yang tidak menaruh pemikiran akan perkataan orang, meski orang lain memakinya, ia juga tidak akan mengerti bahwa dirinya dimaki dengan sebutan ‘kotoran’ dan di dalam hatinya masih merasa bersyukur. Menyindirnya dengan ejekan berapa banyak ‘Ayahanda’ pun, ia juga tidak merasakan apa pun dan masih berniat baik ingin memberikan anaknya untuk dijadikan Ayahanda bagi orang lain.

Segala benda di dunia memang untuk digunakan oleh manusia, namun bagi mereka yang tidak tahu berpuas diri dan kurang bijaksana, malah akan diperbudak oleh benda itu sendiri.

Orang lain ingin mengambil untung darinya, ia malah tidak merasa dirugikan. Ini juga merupakan suatu filosofi, yaitu ‘filosofi orang bodoh’. Dalam kehidupan, kita juga seharusnya mempelajari filosofi ini. Dan ini ada puisi :

Lebih baik aku diam
dan mendengar tiap perkataanmu
walau kata" yg menyakitkan sekalipun

Aku memilih menjadi pendengar saja
Karena lebih baik kututup mulutku
daripada mengumbar kata tapi
menyakiti hati orang lain

Aku lelah dalam rapuhku
yang coba tegarkan diri
disisa nafas yang kupunya

TIPS FENGSHUI YANG BAIK YANG DAPAT MEMBANTU DALAM KEHIDUPAN ANDA MENJADI LEBIH BAIK

Berikut adalah beberapa Fengshui yang diyakini dapat membantu anda:

Jangan taruh foto anak-anak atau keluarga di dinding kamar mandi atau dipasang dibalik dindingnya dinding kamar mandi sebab akan bisa membuat menjadi pemalas.

17 Agustus s/d 15 September adalah bulan Djit Gwee (bulan roh “Wu Kwei”). Pada tanggal tersebut jangan membuka usaha dan jangan menikah di bulan Djit Gwee karena sudah banyak kasus dan pasti gak sukses ke depannya.

Kalau ada yang sedang tidur, PANTANG di foto, karena yang di foto tidak akan beruntung dan bisa sakit-sakitan/emosian/rewel.

Jika anda sedang membangun rumah atau melakukan renovasi, jangan lebih dari 1 tahun, apalagi 2 tahun belum selesai-selesai karena akan sangat tidak bagus tinggal disana.

Jangan menjanjikan kepada orang-orang yang kita cintai, bahwa ada kamar untuk mereka di rumah yang belum jadi atau belum selesai dibangun karena akhirnya anda akan kecewa/sedih karena hal itu tidak pernah terjadi dan akhirnya pekerjaan anda akan terhenti. Jika belum cukup modal jangan bangun dahulu.

Letakkan 1 s/d 3 semangkok kecil garam kristal, garam kasar, atau garam dapur di bawah ranjang orang yang sakit, maka akan mempercepat penyembuhannya. Dan setiap 3 – 6 hari sekali diganti.

Jika anda ingin tagihan kartu kredit anda menipis/bisa menabung besar, maka pisahkan kartu kredit dari dompet uang, belilah dompet khusus untuk menyimpan kartu kredit sendiri, dalam beberapa bulan anda akan bisa melunasi tagihan anda dan tabungan anda akan bertambah.

Jangan membeli atau menggunakan Mebel yang sebelumnya dimiliki seseorang yang usahanya gulung tikar, bangkrut atau yang dijebloskan ke penjara, atau bercerai dari istrinya, tidak perduli apakah anda merasa beruntung mendapatkan mebel-mebel berkelas dengan harga murah.

Foto pernikahan sebaiknya TIDAK diletakkan di dalam kamar tidur utama, dan sebaiknya diletakkan di Ruang Keluarga, Ruang Tamu karena akan berefek sekali dengan keharmonisan. Untuk foto Pre Wedding cukup disimpan saja.

Foto Keluarga Besar sebaiknya setiap 4 tahun sekali diganti, apalagi jika ada foto bersama orangtua, anak, cucu, cicit, dst. Sampai 5 generasi. Itu hokkie dan bahagia sekali. Foto melambangkan keharmonisan dan kebahagian terus menerus ada.

Lampu Dapur anda harus menyala terus 24 jam, terang dan dapur harus selalu bersih, sampah di dapur tidak boleh menginap semalaman di dapur, harus segera dibersihkan.

Jangan biarkan pohon tumbang, atau bekas pohon yang masih ada akarnya di dalam pekarangan halaman rumah anda. Harus segera dicabut seakarnya, jangan ditimbun, dan saat bongkar jangan melihat proses bongkarnya karena tidak baik untuk keharmonisan dan kelancaran bisnis anda.

Jika anda merasa stress, agak pemalu, dan kurang bergairah, ataupun liver anda sedang bermasalah. Tambahkan tanaman disekitar tempat tinggal anda, tanaman bamboo (artificial, asli, atau sticker semua ok) salah satunya.

Rumah Setiap Tahun hendaknya dicat kembali bagian depan dan belakang. Digudang sebelum Sincia/Imlek dibersihkan kembali, pasang LAMPU 24 jam digudang, maka penjualan ada pasti meningkat dan bisnis anda maju kembali.

Gunakan jam dinding disetiap ruangan kantor dan ditempatkan dibelakang punggung atas dinding staff/pimpinan akan membuat kinerja karyawan meningkat, dan hokkie juga meningkat maka omset tercapai.

Kupu-kupu adalah simbol cinta muda, sehingga tidak begitu cocok bagi wanita.Letakkan hiasan dengan nuansa kupu-kupu cantik dimanapun di rumah anda, supaya anda semakin terkenal dan banyak mendapat teman.

Bunga Peony melambangkan cinta dan romansa, dan bunga ini sangat berharga di Cina. Jika wanita ingin agar segera menikah, mereka akan meletakkan bunga peony di ruang tamu, bahkan gambar bunga peony akan sangat membantu.

Bebek mandarin adalah simbol kekasih dan kesetiaan. Letakkan sepasang patung atau gambar bebek ini di sudut rumah untuk menciptakan suasana positif agar cinta anda dapat bertumbuh.

Jika anda adalah suami istri, coba tentukan tempat dimana hubungan dengan pasangan anda akan banyak berlangsung, kemudian letakkan kristal Rose Quartz di ruangan tersebut (lebih baik di sudut ujung kanan rumah). Letakkan juga bola kristal bening atau merah muda (pink) di kamar tidur anda berdua.

Meskipun mawar itu indah tapi mengandung makna kesedihan dan bagi beberapa chinese people mawar adalah bunga dukacita akibatnya siapa saja yg memberikan mawar kepada teman dekatnya, akan dibenci oleh banyak temannya, atau siapa saja yg mempunyai mawar ditempat kerjanya maka usahanya akan drop.
Mau Sukses? “Jadilah seseorang yang: Jangan suka bohong! Jangan Suka menipu, dan jangan pernah mencuri! and don’t whine, don’t complain, don’t make excuses, be prepared and be honest”
Resep Cinta yg awet : JANGAN… ! jangan terlalu cinta, jangan terlalu sayang, jangan terlalu menuruti, jangan terlalu percaya, melainkan dengan kata “CUKUP!” Cinta bukan saling memaksa, Cinta adalah keinginan untuk saling memahami, mencoba menghormati. Maka bahagia selalu ada.

Semoga beberapa Fengshui di atas dapat berguna bagi anda dan dapat membuat hidup anda menjadi lebih baik.

LIRIK LAGU WESTLIFE - SWEAR IT AGAIN

I wanna know
Ingin kutahu
Who ever told you I was letting go
Siapa yang bilang aku kan tinggalkanmu
The only joy that I have ever known
Satu-satunya kebahagiaan yang pernah kutahu
Girl they were lying
Non, mereka itu bohong
Just look around
Lihatlah sekeliling
And all of the people that we used to know
Dan orang-orang yang dulu kita tahu
Just given up, they wanna let it go
Sudah menyerah, mereka ingin berhenti
But we're still trying
Tapi kita masih terus mencoba

So you should know this love we shared
Maka kau harus tahu cinta kita ini
Was never made to die
Tak pernah ditakdirkan untuk padam
I'm glad we're on this one way street,
Aku senang kita berada di jalan satu arah ini
Just you and I
Hanya kau dan aku
Just you and I
Hanya kau dan aku

CHORUS
I'm never gonna say goodbye
Aku takkan pernah ucapkan selamat tinggal
'Cause I never wanna see you cry
Karena aku tak ingin melihatmu menangis
I swore to you my love would remain
Dulu kubersumpah bahwa cintaku kan abadi
And I swear it all over again, and I
Dan kini aku bersumpah lagi
I'm never gonna treat you bad
Takkan kuperlakukanmu dengan buruk
'Cause I never wanna see you sad
Karena tak ingin kulihat kau bersedih
I swore to share your joy and your pain
Dulu aku bersumpah akan berbagi suka dan nestapamu
And I swear it all over again
Dan kini aku bersumpah lagi

All over again
Bersumpah lagi

Some people say
Ada yang bilang
That everything has got it's place and time
Segalanya ada tempat dan waktunya
Even the day must give way to the night
Bahkan siang pun harus memberi jalan pada malam
But I'm not buying
Tapi aku tak percaya
'Cause in your eyes
Karena di matamu
I see a love that burns eternally
Kulihat cinta yang abadi
And if you see how beautiful you are to me
Dan andai kau tahu betapa cantiknya engkau bagiku
You know I'm not lying
Kau tahu aku tidaklah berbohong

Sure there'll be times we wanna say goodbye
Tentu saja kan ada saat-saat kita ingin berpisah
But even if we tried
Tapi meskipun kita tlah mencoba
There are some things in this life
Ada beberapa hal dalam hidup ini
Won't be denied
Yang tak bisa disangkal
Won't be denied
Yang tak bisa disangkal

CHORUS

The more I know of you
Semakin aku mengenalmu
Is the more I know I love you
Semakin aku tahu bahwa aku mencintaimu
And more that I'm sure
Dan semakin aku yakin
I want you forever and ever more
Bahwa kuinginkan dirimu
And the more that you love me
Dan semakin kau mencintaiku
The more that I know
Semakin aku tahu
Oh that I'm never gonna let you go
Oh bahwa takkan kutinggalkan dirimu
Gotta let you know that I
Kau harus tahu bahwa aku

Kamis, 01 Mei 2014

Galeri Foto Rumah Mewah Miliaran Nikita Willy


 
Terletak di kawasan Jatiwaringin, rumah megah ini bergaya Eropa. Dari depan, rumah ini tampak asri dengan pepohonan yang ditanam di sekitarnya.





Selamat datang di rumah Nikita Willy! Makin penasaran nih, seperti apa ya isinya?

 
Beranjak masuk ke ruang tamu yang bernuansa Eropa







Kecintaan Nikita pada keluarga diwujudkan melalui desain salah satu sisi dinding di dekat tempat karaoke. Tampak puluhan foto keluarga mereka di sini. :)


Wah, ternyata tak hanya ada keluarga Nikita di sini. Tampak Diego Muhammad ada di dalam foto keluarga ini.


Di samping rumah Nikita, terhampar sebuah kolam renang luas, yang ternyata ide desainnya dibuat oleh Nikita Willy sendiri.

Untuk mobil, Nikita tampaknya penyuka warna putih. Kedua mobilnya, Mercedes Benz E250 Cabriolet & BMW X6 Roadster.