Tidak ada jalan yang lancar tanpa hambatan di hidup ini, termasuk
dalam hubungan yang sedang kamu jalani dengan pasanganmu. Terkadang,
ketika hubungan kalian sedang lancar-lancarnya, tanpa kamu sadari,
sebuah cobaan berat datang menghampirimu.
Takdir mempertemukanmu dengan seorang pribadi yang akan menguji
komitmen yang sudah kamu besarkan bersama dengan pasanganmu. Pribadi
baru tersebut terlihat lebih menawan, lebih baik kelakuannya, dan
segudang kelebihan lain yang mampu menggoyahkan pilihanmu yang sudah
kamu jatuhkan ke pasanganmu saat ini. Lalu, apa yang harus kamu lakukan?
Dia boleh terlihat lebih mempesona. Tapi bukankah membandingkan kesempurnaannya dengan hubungan yang sudah terjalin lama juga tak adil rasanya?
Memang, dia begitu rupawan, begitu baik tingkahnya, menyenangkan
dirimu, dan kelebihan-kelebihan lainnya yang saat ini sedang membuat
dirimu bak dimabuk kepayang. Tapi, bukankah engkau tidak mengetahui
kekurangan dirinya yang sebenarnya?
Setiap orang sejatinya punya kelebihan dan kekurangan, yang kalo katanya John Legend sih “All your perfect imperfections”.
Saat ini kamu memandang dirinya yang hanya kamu ketahui kelebihannya,
dan kamu bandingkan dengan cintamu yang sudah lama tumbuh dengan orang
yang kamu ketahui semua kelebihan dan kekurangannya. Itu gak adil banget
kan.
Tak ada makhluk yang 100% sempurna. Jika meninggalkan pasanganmu yang sekarang untuknya, yakinkah kau bisa menerima ketidaksempurnaannya?
Siapkah kamu, mengetahui kekurangan ia yang kamu kagumi itu? Apakah
kekurangannya dapat ia maklumi sebagaimana orang yang saat ini kamu
cintai? Apakah malah kekurangannya lebih dalam dari yang kamu bisa
bayangkan?
Lalu, lantaskah mengabaikan semua pertimbangan itu, dan memilih untuk
langsung tancap atas dasar “bodo amat” adalah pilihan bijak? Tentu itu
adalah pilihan yang paling tidak bijak yang dapat kamu lakukan.
Jika kamu memilih menghampiri dirinya yang baru kamu kenal, apa yang akan kau katakan kepadanya?
Jika kamu memilih meninggalkan dirinya yang selama ini kamu kenal, apa alasan yang akan kamu katakan untuk meninggalkannya?
Jika kamu telah bersama pasangan barumu dan akhirnya memutuskan
kembali ke dirinya yang dulu bersamamu, apakah kamu masih bisa berucap?
Silahkan gunakan waktumu untuk memikirkan hal-hal sederhana tersebut.
Cobalah berhenti sebentar dan berkaca. Kamu mencari yang lebih terus, padahal kelebihanmu tak lebih dari remah-remah kapur barus
Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk terus berganti
dari satu bentuk kepuasan ke kepuasan lainnya, dan makin lama apa yang
kita inginkan itu makin besar. Sama seperti pasangan, makin lama kita
ingin yang makin rupawan, makin bagus badannya, orangnya nyenengin,
kaya, dan berbagai syarat-syarat lainnya.
Coba kamu diam sejenak dan berpikir. Mau sampai kapan nurutin nafsu?
Berganti dari satu pasangan ke pasangan lainnya, apa kamu yakin sudah
membenahi diri dan memantaskan diri untuk setiap pasangan baru yang kamu
pilih?
Tidak semua rasa ketertarikan harus dikejar. Ada orang-orang yang memang tidak ditakdirkan mendampingimu, tapi bisa diamati sebagai bahan belajar
Tidak semua orang yang menarik matamu adalah orang yang cocok, dan
akhirnya menjadi teman hidupmu selamanya. Bukankah pengalaman hidupmu
sudah mengajarimu demikian?
Ada pribadi yang sebaiknya sebatas dijadikan idola
Ada pribadi yang sebaiknya sebatas kawan
dan Ada yang sejatinya sudah tersurat menjadi pasanganmu selamanya
Komitmen yang baik tentu komitmen yang bertahan. Meskipun dihajar masalah dan godaan dari ia yang lebih menawan
Pencarian cintamu bukanlah sesuatu yang abadi; dan dirimu pasti
mengharapkan itu terjadi. Kamu memimpikan adanya tambatan hati terakhir
yang menanti di penghujung jalan ini, dimana kamu dapat mengistirahatkan
jiwa yang lelah dan letih ini.
Semakin banyak kamu memindahkan dimana hatimu berlabuh, jalan ini
akan semakin panjang dan berliku. Bisa jadi, engkau malah tersesat dan
memilih kembali. Bukankah ini saat yang tepat bagimu untuk memilih untuk
menjemput masa depan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar